Interpretasi Budaya Kegotongroyongan Di Desa Secara “Face to face relation” Yang Sudah Mulai Berkurang
interaksi membutuhkan
aksesibilitas yang cukup dalam pola komunikasi sehingga kelancaran pola
intraksi yang ada dapat diwujudkan. kegagalan suatu pola interaksi terutama
yang massif terutama akan menyebabkan disorganisasi terutama terhadap kelompok
tersebut. misalkan budaya gotong royong di masyarakat pedesaaan yang kini mulai
hilang terkikisn oleh arus perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang
begitu kuat. pudarnya sikap gotong royong ini disebabkan oleh westernisasi yang
berjalan begitu kuat pengaruhnya tanpa adanya suatu filter dan kesiapan dari
suatu kelompok masyarakat itu sendiri. sehingga, perpecahan diantara anggota
kelompok tersebut tidak terelakkan.
Oleh karena itu, karena suatu
proses perpecahan yang disebabkan oleh faktor internal. maka, perlunya suatu
proses re-integrasi yaitu proses pengembalian nilai-nilai dan norma yang ada
agar dapat kembali sesuai dengan sebelum terjadinya konflik tersebut.
pengembalian nilai dan norma tersebut membutuhkan peran dari berbagai pihak dan
kesadaran dalam masyarakat itu sendiri. selain itu, peran pemerintah yang
penting sebagai pemegang system pemerintahan agar masyarakat memiliki suatu
aturan yang kuat sehingga membuka nila-nilai dan norma dapat terlaksana dengan
baik.
Komentar
Posting Komentar